By
Yuslisul
Hari
minggu ini Deni bangun pagi-pagi sekali. Dia akan pergi bersepeda. Itu kegiatan rutin yang selalu dia lakukan setiap akhir pekan
bersama teman sepermainannya. Perjalanan kali ini akan terasa berbeda. Karena
Deni dan teman-temannya akan pergi bersepeda ke gunung dekat rumahnya. Deni
pernah pergi ke gunung ketika dia masih kecil. Itu pun ditemani keluarganya.
“Den, ikut ibu ke pasar yuk! Ibu
akan belanja banyak hari ini.”
“Deni akan pergi bersepeda dengan
teman-teman, “Bu..,Hari ini akan pergi ke gunung. Deni harus ikut,”kata Deni
sembari mengeluarkan sepedanya.
“Jalannya membahayakan bagi kamu.”
“Tidak, Ibu. Deni yakin kok, kalau
Deni tidak akan apa-apa. Deni akan berdoa dahulu sebelum berangkat. Setelah
pulang bersepeda nanti, Deni akan susul ibu ke pasar.”
“Kenapa harus ke gunung, Den?”tanya
ibu masih khawatir.
Deni menghampiri tempat ibunya duduk
dan menjelaskan perihal keinginannya.
“Kemarin waktu pelajaran IPA Bapak
guru cerita tentang lingkungan hidup. Bagaimana menjaga kebersihan di sekitar.
Setelah itu Bapak guru memberi tugas individu untuk membuat cerita tentang
kisah nyata kita dengan lingkungan. Deni dan teman-teman ingin membuat cerita
tentang gunung, Bu.”
“Ya sudah. Ibu percaya sama kamu,
Nak. Hati-hati, ya! Jalannya berkelok-kelok.”
Deni mengangguk. Diambil dan dicium
tangan ibunya dengan mengucapkan salam,”Deni berangkat dulu, Bu.
Assalamualaykum.”
Deni mengayuh sepedanya ke rumah
Atok. Mereka janji akan berkumpul di rumah Atok. Tak disangka ternyata Deni
yang datangnya paling akhir. Setelah Deni datang mereka memulai perjalanan.
Perjalanan di mulai dengan menyusuri lahan persawahan. Di musim penghujan,
lahan sawah banyak ditanami padi. Para petani terlihat sibuk dengan aktivitas
mereka.
Perjalanan terasa sangat
menyenangkan dengan udara pagi yang masih segar. Setelah beberapa menit
akhirnya sampai juga ke lokasi yang dituju. Hari minggu seperti ini banyak
orang yang datang ke gunung bersama keluarga untuk bersantai dan berakhir
pekan. Tidak hanya itu, ada sebuah perkumpulan di sebuah tempat dengan
membentuk lingkaran. Deni meletakkan sepeda di dekat sepeda teman-temannya dan
menghampiri perkumpulan tersebut.
“Deni, kamu mau kemana?”panggil
Sardi.
“Kita kesana yuk!”teriak Deni yang
sudah berjalan menghampiri perkumpulan tersebut.
“Hey, kita kesini bukan buat
main-main,”teriak Atok dari kejauhan. Tapi Deni tak menghiraukan ucapannya.
“Den, ngapain kita disini?”
“Dengerin dulu. Kayaknya bakalan
seru loh.”
“Disini nggak ada anak kecil
seumuran kita. Ayo kita pergi aja,”ajak Atok.
“Iya, ini obrolannya orang dewasa.
Kita anak kecil tahu apa,”celetuk Yusuf mendukung ajakan Atok.
Tak disangka ternyata gaduh suara
berisik anak-anak tadi didengar oleh anggota perkumpulan.
“Ada apa itu rebut-ribut?”
Seorang pria jangkung berdiri dari
duduknya dan ikut melihat ke arah sumber suara.
“Deni, Atok, Yusuf, Badrus, Gilang.
Kalian ada disini?”
“Lho, Pak Jujun juga ada disini.”
“Sebentar, Pak. Biar saya yang urus
mereka saja. Mereka anak-anak saya.”
“Silahkan!”
Pak Jujun menghampiri tempat kami
duduk dan bersalaman.
“Kok Bapak ada disini?”
“Iya, Bapak menjadi pengurus
perkumpulan ini. Kalian kenapa kesini? Siapa ini?”kata Pak Jujun sambil
menunjuk Sardi.
“Itu Sardi, Pak. Teman kami.”
“Namanya Sardi. Kamu sekolah
dimana?”
“Saya sudah tidak bersekolah Pak.”
“Lho, kenapa begitu?”
“Ibu saya tidak punya uang untuk
menyekolahkan saya.”
“Kamu masih ingin sekolah?”
“Masih, Pak.”
“Begini saja. Kamu ikut saya. Saya
punya komunitas anak-anak untuk belajar membaca dan menulis serta mengembangkan
pengetahuan. Kamu bisa datang ke tempat saya.”
“Saya mau, Pak. Saya mau.”
Pak Jujun tersenyum. Lalu, kalian
sendiri ada apa kesini?”
“Kami ingin mengerjakan tugas yang
Bapak berikan lusa kemarin.”
“Tentang lingkungan ya?”
Kami mengangguk.
“Baiklah, kalian tidak rugi berada
disini. Perkumpulan ini membahas masalah lingkungan. Dengarkan dengan cermat.
Kalau kalian ingin bertanya sampaikaN. Bapak ke depan dulu ya. Ada yang perlu
dipersiapkan.”
Anak-anak tersebut mengangguk.
Mereka mendengarkan dengan cermat. Tak disangka ternyata Pak Jujun ikut
membantu perkumpulan yang membahas Lingkungan hidup. Beliau juga punya
komunitas anak-anak. Sardi berminat untuk bergabung dengan komunias tersebut. Beliau
merupakan guru teladan karena mengembangkan ilmunya dalam bidang Lingkungan
hidup. Sejalur dengan bidang yang diajarkannya yakni Ilmu Pengetahuan Alam. Belajar
memang tidak harus berada di sekolah. Alam pun mengajak kita untuk belajar
bersama.
0 komentar:
Posting Komentar